2nd Jul, 2009

Etika Berkendara

Tahukah anda bahwa berkendara itu perlu etika? Tujuannya tak lain tak bukan adalah untuk menghormati, menghargai dan menjaga keselamatan orang lain. Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi ya salah satunya disebabkan oleh kelalaian pengendara motor maupun mobil di jalan raya. Di kota Jogja sendiri akhir2 ini pertambahan kendaraan motor maupun mobil amat sangat cepat sehingga ruas2 jl utama seperti jl. magelang dan jl. kaliurang dimana terdapt lokasi perkantoran dan kampus, dipadati kendaraan bermotor. DIsinyalir pertambahan jumlah mahasiswa dan mudahnya kredit kendaraan ikut menyumbangkan derasnya pertambahan kendaraan bermotor. Seperti yang saya alami, di pagi hari Jogja terasa kalang kabut, kendaraan beradu cepat saling salip untuk sampai ke tujuan, terutama di hari kerja saat waktu berangakt maupu pulang kerja. Apalagi di hari senin, wah diperlukan keahlian berkendara untuk bisa ikut lajunya roda empat dan roda dua. Belum lagi saat siang hari dengan suhu mencapai 30C bahkan lebih, bisa dibayangkan panasnya ditambah debu dan asap kendaraan menambah sesaknya Jogja. Hal ini masih diperkarah dengan perilaku pengendara motor yang tidak atau belum beretika. Tidak bermaksud menggurui karena mungkin saya juga termasuk pelaku pengendara motor/biker yang tidak beretika. Ukuran motor yang kecil dan lincah memungkinkan pengendaranya meliuk2kan roda duanya di depan moncong mobil, bis bahkan truk2 besar. Belum lagi kenekatan pengendara motor untuk nyebrang, motong jalur dan menyalip di jalan besar. Parahnya kebanyakan motor sering berada di jalur kanan yang diperuntukkan untuk mobil. Hal ini tak lain tak bukan biar cepat sampai tujuan entah kantor, sekolah atau ketika pulang ke rumah. Di Ring road sendiri, beberapa kali terlihat motor masuk ke jalur mobil dan berpacu dengan mobil. Bisa dibayangkan berapa kecepatan motor yang harus saingan dgn mobil yang rata2 100km/jam. Yang lebih parah lagi ketika di lampu merah. Lampu merah yang telah terpasang hitungan detik untuk memudahkan bagi pengendara bersiap2 melaju, seakan tidak digubris. Ketika detik menunjukkan warna hijau dengan angka 0, masih nekat menerobos dengan kecepatan tinggi. Alhasil pernah kejadian di perempatan Demak ijo, seorang pengendara sepeda ya sepeda berboncengan dengan istrinya terlindas mobil box, dan meninggal, karena menerobos lampu merah. Kalau sudah begini siapa yang tidak miris. Tetapi saya dan kebanyakan orang jarang yang punya moto sedia payung sebelum hujan, biasanya kehujanan dulu baru pakai payung. Nah, demikian pula dengan pengendara motor yang belum beretika, kalau belum kejadian belum kapok. Walaupun siapapun pasti tidak akan pernah mengharapkan celaka. Lalu solusinya bagaimana? Tentu saja dimulai dari diri kita sendiri. Adapun tips2 untuk meminimalkan kejadian yang tidak menyenangkan saat berkendara seperti celaka dan mencelakan orang laib adalah:

- Memakai helm yang benar (helm standar)

- Memakai kacamata UV di siang hari agar tidak silau dan pandangan mata lebih jelas

- Service rutin kendaraan anda, sehingga tidak macet mogok di tengah jalan

- Memakai ban yang standar, tidak gundul

- Memiliki dan membawa surat2 lengkap (STNK & SIM)

- Untuk menyeberang, pastikan lalu lintas aman, barulah menyeberang

- Perjalanan di kota, kecepatan tidak lebih dari 60km/jam, apalagi jika memboncengkan balita, orang tua

- Jangan membawa muatan yang melebihi kendaraan, kalau memungkinkan beli aja motor yang ada buat tempat barang di belakang (semi mobil)

- Patuhi lampu merah, lalu lintas dan hormati sesama pengendara

- Berdoa

Kita tidak pernah tau dan tidak pernah mau celaka, tetapi kalai bisa dicegah kenapa tidak? Disiplin berlalu lintas bukan hanya milik polisi tetapi kita semua agar selamat saampai tujuan.

Leave a response

Your response:

Categories